LPEM FEB UI Lakukan Kajian Profil Wisatawan di Sumatera Barat

LPEM FEB UI Lakukan Kajian Profil Wisatawan di Sumatera Barat Peneliti LPEM FEB UI, Hamdan Bintara (berdiri) dan duduk (kiri) Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda, serta moderator (pakai peci) saat memaparkan hasil studi LPEM UI dihadapan sejumlah awak media di Padang, Jumat (2/12/2022)

Covesia.com - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan studi untuk mengetahui karakteristik wisatawan dan usaha sektor pariwisata di Sumatera Barat.

Studi itu dilakukan selama Oktober-November 2022 di sejumlah destinasi wisata yang ada di Sumbar.

"Studi ini dilakukan dengan metode survei kepada 1431 wisatawan nusantara, 45 wisatawan mancanegara dan 153 usaha di sektor pariwisata yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Provinsi Sumatera Barat," ungkap Peneliti LPEM FEB UI, Hamdan Bintara, Jumat (2/12/2022).

Kemudian berdasarkan hasil survei, pada tingkat Provinsi, rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp712.208. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar 15,7 juta Rupiah.

"Kalau dilihat dari asal daerah wisatawan, wisatawan asal Jakarta dan Pulau Jawa secara umum yang mengeluarkan uang paling besar dibandingkan dengan negara lain di Sumbar," sebutnya.

Ia menjelaskan kunjungan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di Provinsi Sumatera Barat terlihat sangat berdampak dari adanya pandemic Covid-19 tiga tahun belakangan.

"Seperti pada tahun 2019 jumlah kunjungan wisman ke Sumatera Barat itu berjumlah 61.131 orang. Pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah wisman yang drastis menjadi 10.875 orang atau turun 82,246 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berdasarkan data BPS 2021," jelasnya. 

Lebih lanjut Hamdan memaparkan, Rata-rata lama bepergian wisatawan nusantara di Sumatera Barat adalah 2.5 hari dengan melakukan perjalanan bersama dengan teman atau bersama keluarga.

"Nah disini media sosial dan rekomendasi keluarga/teman menjadi sumber referensi utama dalam berwisata. Destinasi wisata utama yang menjadi tujuan dari para pelaku wisata di Sumatera Barat yaitu Pantai Padang, Geopark Harau, Kawasan Jam Gadang, Danau Singkarak dan Istano Basa Pagaruyung," ungkapnya.

Dan juga dari hasil studi di lapangan, faktor kebersihan lokasi destinasi, keindahan alam dan ketersediaan infrastruktur menjadi faktor yang paling penting di dalam menentukan menentukan keputusan kunjungan mereka.

"Dan ini juga jadi PR Pemerintah Provinsi Sumbar bersama stakeholder atau Dinas terkait untuk mengerjakannya," kata dia.

Lebih lanjut Hamdan menambahkan, dari studi yang dilakukan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumbar, LPEM FEM UI merekomendasikan beberapa poin yakni, Pemprov Sumbar perlu ada konsensus baik di pemerintah maupun di masyarakat bahwa pariwisata dapat menjadi alat peningkatan industri/ekonomi.

"Peningkatan dampak dapat dilakukan dengan meningkatkan total kunjungan, besaran pengeluaran, dan lama tinggal. Meningkatkan kenyamanan berupa kemudahan transaksi non tunai terbukti meningkatkan jumlah pengeluaran untuk meningkatkan kunjungan, promosi atas suatu destinasi wisata, khususnya pariwisata inbound, tentunya mempersyaratkan hal hal yang lebih tinggi pada manajemen pariwisata secara sistematis, dan profesional. Membentuk sistem terintegrasi dengan kemampuan koordinasi dan implementasi berdasarkan model “Govemment Destinaton Marketing Organization (DMO)," paparnya. 

Kemudian membangun mekanisme koordinasi yang komprehensif untuk mengatasi berbagai hambatan pengembangan pariwisata inbound.

Lalu meningkatkan kualitas rantai pasok pariwisata, dimulai dengan siklus produk pariwisata, akses informasi pariwisata.

Terus meningkatkan diversifikasi produk pariwisata. Dengan positioning yang kuat di budaya, atraksi wisata di Sumatera Barat juga harus memperkaya dan memperkuat fitur produk pariwisata, dengan fokus pada penjelajahan keunikan budaya dari destinasi dan menyuguhkan kehidupan penduduk setempat. 

Menciptakan lingkungan yang ramah wisatawan melalui salah satunya pembayaran digital. Kemudian peningkatan fasilitas pendukung, infrastruktur utama seperti akses, sanitasi dan air bersih perlu ditingkatkan kualitasnya. Karena hal ini merupakan faktor penentu kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat. 

"Yang terakhir Pemerintah Provinsi Sumatera Barat perlu menciptakan sinergi yang lebih kuat untuk pemasaran dan promosi. Peningkatan promosi melalui kerjasama dengan program televisi, influencer/artis, produser film yang menceritakan sisi menarik destinasi-destinasi wisata di Provinsi Sumatera Barat," pungkasnya.

(*)


Baca Juga