Covesia.com - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang tengah dihadapi oleh seluh masyarakat global. Pandemi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bencana nasional ini, berdampak sangat luas terhadap segala aspek kehidupan masyarakat.
Tidak hanya pada bidang kesehatan, dampak pandemi COVID-19 juga sangat dirasakan pada aspek ekonomi dan kehidupan sosial. Begitu juga dengan bencana-bencana lain yang tidak mustahil akan terjadi di masa datang. Oleh sebab itu, masyarakat harus memiliki ketahanan dan tangguh dalam menghadapi bencana dan dampaknya yang sering kali tidak dapat diprediksi.
Pada tahun 2014, pemerintah sudah mencanangkan 'Program Desa Tangguh Bencana' di Provinsi Sumatera Barat, program ini digaungkan kembali dalam bentuk Program Nagari Tageh.
Program Nagari Tageh merupakan salah satu bentuk program dari pemerintah dalam membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana dan dampaknya. Salah satunya Nagari Sumaniak di Kabupaten Tanah Datar.
Untuk itulah Universitas Andalas (UNAND) melalui program pengabdian masyarakat memilih Nagari Sumaniak menjadi salah satu nagari tempat pengabdian yang dilakukan para dosen Unand.
Nagari Sumaniak merupakan nagari yang terletak di Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Nagari ini memiliki luas wilayah sekitar 2000,7 Ha dan didominasi oleh penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani. Nagari Sumaniak memiliki potensi yang besar di bidang pertanian, peternakan, UMKM,sejarahdan wisata alam.
Sejak bencana COVID-19 melanda, masyarakat Nagari Sumaniak sendiri tidak luput dari pandemi ini. Hingga saat ini, sebanyak 32 kasus positif COVID-19 telah dilaporkan.
Lebih jauh, pandemi berdampak pada turunnya aktivitas ekonomi masyarakat, ditambah lagi dengan belum terkelolanya sumber daya nagari dengan optimal.
Universitas Andalas (Unand) sebagai salah satu institusi perguruan tinggi, memiliki kewajiban dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat sebagai salah satu nagari binaan.
Unand melalui pegabdian kepada masyarakat membantu dan mendampingi pemerintahan dan masyarakat Nagari Sumaniak untuk mempersiapakan diri menjadi nagari tangguh, sehingga memiliki ketahanan dalam mengahadi bencana dan dampaknya di masa datang.
Maka dimulai pada akhir tahun 2020 lalu, tim pengabdian kepada masyarakat Unand melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat nagaridengan ketua tim Ade Suzana Eka Putri, PhD (Fakultas Kesehatan Masyarakat), dan anggota Jendrius, PhD dan Masrizal, SKM, MKM, M.Biomed masing-masing dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Pengabdian masyarakat ini juga melibatkan mahasiswa KKN Unand di Nagari Sumaniak yang berasal dari berbagai program studi.
Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan Nagari Sumaniak menjadi Nagari tageh atau Nagari Tangguh adalah terlibatnya pemerintah nagari dan tokoh masyarakat dalam mengidentifikasi program dan kegiatan yang dibutuhkan oleh nagari berdasarkan masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat Sumaniak.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) antara Tim Pengabdian Masyarakat Unand dengan pemerintahan nagari dan tokoh masyarakat yang dihadiri oleh walinagari, walijorong, BPRN, KAN, PKK dengan perangkatnya, serta tokoh masyarakat di Nagari Sumaniak.
Berdasarkan hasil diskusi, memang betul masyarakat nagari sangat merasakan dampak negative dari pandemi. Maka dari itu, masyarakat Nagari Sumaniak berkomitmen untuk bangkit dan kembali membangun nagari di tengah pandemi melalui inovasi yang diusulkan sendiri oleh masyarakat.
Inovasi tersebut muncul dari hasil identifikasi potensi dan permasalahan nagarioleh masyarakat yang didampingi oleh timpengabdian Unand, yang meliputi pemberdayaan ketahanan masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan pemuda, dan penguatan kapasitas pemerintahannagari.
Inovasi yang muncul dari diskusi tokoh masyarakat adalah untuk pemberdayaan di bidang ekonomi.
Masyarakat nagari, melalui PKK ingin mengaktifkan kembali produksi usaha spesifik dari Nagari Sumaniak yaitu Randang Baluik.
Pada saat ini produksi randang baluik di Nagari Sumaniak masih sedikit dan pemasaran hasil produkasinya juga belum terlalu luas. Kemudian, pengemasan produk olahan ini juga masih perlu mendapatkan pendampingan agar sesuai standar.
Masyarakat Nagari Sumaniak menginginkan agar Randang Baluik hasil produksi Sumaniak dapat dikenal oleh masyarakat luas, dan menjadi ikon dari Nagari Sumaniak, seperti halnya rendang daging yang sudah di ekspor keluar negeri dan menjadi ikon dari masyarakat Provinsi Sumatera Barat.
Semangat membangun darimasyarakat tersebut direspon dengan baik oleh pemerintahan nagari dalam bentuk dukungan penganggaran kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Inovasi yang diusulkan juga disambut dengan sangat baik oleh tim pengabdian Unand, di mana tim pengabdian akan memfasilitasi dengan menyediakan keahlian dan potensi sumberdaya akademis yang dimiliki.
Dengan demikian, diharapkan melalui semangat membangkitkan pembangunan Nagari Sumaniak melalui pengelolaan potensi yang ada di nagari, Nagari Sumaniak mampu menciptakan ketahanan yang menciptakan masyarakat tangguh dalam menghadapi bencana dan ancaman sosial lainnya di masa datang.
(dnq)