Talempong Batu dan Misteri Tuangku Nan Hilang di Kabupaten Limapuluh Kota

Talempong Batu dan Misteri Tuangku Nan Hilang di Kabupaten Limapuluh Kota Talempong Batu, alat musik unik di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Foto: Covesia/Lisa Septri Melina

Covesia.com - Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya dikenal dengan kulinernya saja, namun juga dengan adat istiadat serta benda peningalan bersejarah yang melegenda. Salah satunya Talempong Batu, sebuah alat musik unik dan misterius yang berlokasi di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Batu ini akan mengeluarkan bunyi seperti talempong pada umumnya apabila dipukul sembari membakar kemeyan. Talempong Batu merupakan batu yang tersusun dari 6 buah batu yang diletakkan di atas botuang (bambu) secara berjajar. 

Dari pantauan Covesia.com di lokasi, Selasa (19/4/2022), batu tersebut memiliki ukuran yang berbeda satu sama lainnya. 


Talempong Batu dan Samsudin Tuangku Nan Hilang

Berbicara talempong batu tidak bisa dipisahkan dari Samsudin, seorang anak tunggal dari pasangan keluarga yang disegani di kampung pada masanya. Kedua orang tuanya meninggal dalam waktu yang bersamaan dan dimakamakan di tempat yang bersamaan.

Enam buah batu itu ditemukan oleh anak bujang (remaja) Samsudin dalam melalui sebuah mimpi diperkirakan sekitar tahun 1200 atau 1400 silam. Awalnya, Samsudin tidak mengubris mimpinya hingga berturut turut selama tiga malam mimpi tersebut terus menghiasi tidurnya.

"Batu tersebut dikumpulkan oleh Samsudin, namun tidak diketahui dimana lokasi pastinya. Dalam mimpinya melalui titik cahaya, yang setiap titik tersebut terlihat batu yang dapat mengeluarkan bunyi. Akhirnya dibawa Samsudin batu itu dengan melalui sebuah lidi yang dihela dan diletakkan di atas sebuah lubang panjang yang ditopang oleh bambu. Lobang itu menuju ke sebuah mata air bernama air Mandanau dikampung ini," ujar Juru Pelihara, Rill Afrizal.

Lanjut dia, tidak berselang waktu lama, Samsudin kehilangan kedua orang tuanya dalam waktu yang bersamaan hingga merubah dirinya menjadi anak yang pendiam dan kerap memainkan batu yang ditemukannya.

Berawal dari situ, keanehan dalam diri Samsudin mulai muncul hingga akhirnya hilang tak tahu rimbanya, mati tak tahu kuburnya.

"Dahulu, sesekali Samsudin terlihat oleh masyarakat di dekat batu tersebut. Hingga akhirnya bergelar Tuanku Nan Hilang," kata dia.

Sepeningalan Samsudin masyarakat akhirnya menjadikan batu itu sebagai benda keramat yang memilik kesaktian sekaligus kebanggan di Nagari Talang Anau.

Hingga sekarang, jika memasuki area tersebut wisatawan diharuskan berperilaku sopan. Dan jika ingin mendengarkan bunyi suara talempong batu masyarakat terlebih dahulu membakar kemeyan yang dipandu oleh juru pelihara ataupun masyarakat setempat. 


"Jika ingin mendengarkan bunyinya harus membakar kemeyan terlebih dahulu, jika tidak batu tersebut hanya akan berbunyi seperti batu biasa yang dipukul," katanya dan menambahkan, "cara memainkannya, dipukul dengan mengunakan batu biasa, untuk batunya terserah saja," ujar dia.

Afrizal menyebutkan, hingga kini batu tersebut akan mengigil dan begertar semacam gempa lokal dan dapat dirasakan masyarakat sekitar lokasi Talempong Batu. "Apabila batu tersebut mengigil itu adalah sebuah pertanda akan terjadi sesuatu di Talang Anau baik kejadian buruk atau sebaliknya," terang Afrizal

Lanjutnya, selain batu Samsudin juga meninggalkan sebuah tongkat yang diletakkan di tempat terpisah dari lokasi Talempong Batu, namun tongkat tersebut sulit untuk ditemukan.

"Orang yang dapat melihatnya hanya orang-orang terpilih saja, karena tongkat tersebut menghilang dan kadang kembali ke tempat semula diletakkan," sebutnya.

Hingga kini, Talempong Batu telah dijadikan sebagai cagar budaya dan banyak dikungjungi wisatawan maupun mahasiswa yang melakukan penelitian.

Saat wartawan Covesia.com di lokasi, batu tersebut sedang tidak dimainkan. Bunyi batu hanya dapat didengarkan lewat sebuah video dari juru pelihara yang dimainkan oleh masyarakat beberapa bulan yang lalu.

(lsm)

Baca Juga