Istana Maimun, Simbol Kota Medan yang Penuh dengan Sejarah

Istana Maimun Simbol Kota Medan yang Penuh dengan Sejarah Foto: Laila Marni

Covesia.com - Kota Medan merupakan kota yang terbesar di luar pulau Jawa ini memiliki beragam keindahan, baik alamnya, wisatanya, juga aneka kuliner yang menggugah selera. Jika ke Kota Medan, tak lengkap rasanya jika tak mampir ke Istana Maimun, salah satu wisata sejarah yang sangat ikonik.

Lokasi istana ini sangat dekat dengan pusat Kota Medan yakni di Jalan Brigjen Katamso No.66, Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Usia istana ini sudah lebih dari 100 tahun tepatnya pada 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana ini didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan pendiri Kota Medan pada saat itu.

Saat berkunjung, Covesia.com menyaksikan langsung bangunan istana yang terdiri dari dua lantai terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan induk, sayap kanan, dan sayap kiri. Dulunya bangunan induk, ruang utama digunakan sebagai tempat penobatan Sultan Deli, acara tradisional, dan tempat Sultan Deli meneriman tamu kehormatan dan sanak saudaranya. Ruang utama ini seluas 412 meter persegi yang didominasi warna kuning.

"Saat ini Istana Maimun dimanfaatkan sebagai objek wisata bangunan bersejarah tujuannya agar masyarakat lebih mengenal, dan memahami fakta sejarah di masa lampau, khususnya sejarah di Medan,"ungkap Rafsanjani Muzammbika selaku Pemandu Lokal kepada Covesia.com Kamis (1/12/2022).

Saat memandu puluhan wartawan di Istana Maimun ia menyebutkan bahwa hampir semua peralatan yang ada di istana adalah asli. Mulai dari singgsasana raja, keris, lemari, kaca rias ratu hingga peralatan lainnya.

Rafsanjani mengatakan sejak tahun 1946 istana ditempati oleh para ahli waris keturunan Kesultanan Deli Serdang. Pada waktu-waktu tertentu, istana ini sering kali digunakan sebagai tempat pertunjukkan musik tradisional Melayu.

Ia menyebutkan Istana Maimun memiliki wisatawan yang beragam, baik dari dalam daerah dan luar daerah. Banyak juga yang mencoba memakai baju adat khas melayu sekadar mengabadikan foto.

"Saat ini tampuk kepemimpinan Kesultanan Deli ke 14 dipimpin oleh Sri Paduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamanjiji Perkasa Alam Shah, atau  Tuanku Aji. Dia naik tahta sejak 23 Juli 2005 saar usia 15 tahun, bahkan dinobatkan sebagai Sultan Deli termuda dalam sejarah. Saar ini Tuanku Aji sedang menempuh pendidikan di Bandung,"jelasnya.

Fungsi sultan saat ini kata Rafsanjani hanya sebagai simbol, kalau ada acara dipakaikan pakaian sultannya. 

Rafsanjani kemudian membawa rombongan wartawan yang difasilitasi oleh Kominfo Bukittinggi untuk berkeliling istana, memperkenalkan satu persatu foto yang terpajang di dalam istana, menjelaskan secara rinci benda benda yang ada di istana, mulai dari perhiasan, alat musik, dan sebagainya.

Kemudian ruang makan istana terletak di bagian paling belakang. Di sana juga terdapat lemari rias yang masih kokoh. Terlihat juga sebagian ruangan dipenuhi pernak pernik khas Medan yang dijual oleh keluarga dari sultan.

Di Istana Maimun terdapat area parkir yang cukup luas, ada penyewaan baju adat, taman, penyewaan kuda, di sekitar Istana juga terdapat orang berjualan makanan, kinuman dan oleh-oleh khas Medan. Tak lupa di samping Istana juga terdapat Meriam Puntung yang merupakan peninggalan peperangan antara Kerajaan Haru dengan Kerajaan Aceh, yang pecah pada tahun 1612 M di Delitua.

(lia)

Baca Juga